Kajian Ilmiyyah tentang Khawarij
Tulisan
ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya, yang akan membahas
lebih rinci bahwa tempat yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah Najd bukan
Iraq. Tulisan ini juga akan membahas lebih rinci mengenai hadits Iraq yang
sering dijadikan hujjah oleh salafiyun.
Hadits 1.
وحدثني حرملة بن يحيى أخبرنا ابن وهب أخبرني يونس عن ابن شهاب
عن سالم بن عبدالله عن أبيه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال وهو مستقبل
المشرق ها إن الفتنة ههنا ها إن الفتنة ههنا ها إن الفتنة ههنا من حيث يطلع قرن
الشيطان
Telah
menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya yang berkata telah mengabarkan kepada
kami Ibnu Wahb yang berkata telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab
dari Salim bin ‘Abdullah dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam berkata dan Beliau menghadap kearah timur “fitnah datang dari sini,
fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini, dari arah munculnya tanduk
setan” [Shahih
Muslim 4/2228 no 2905]
Hadits
ini juga diriwayatkan dalam Shahih Bukhari 4/181 no 3511 dan Sunan Tirmidzi
4/530 no 2268 dengan jalan dari Ibnu Syihab Az Zuhri dari Salim dari ayahnya
secara marfu’. Az Zuhri memiliki mutaba’ah yaitu Hanzalah bin ‘Abi Sufyan
sebagaimana yang disebutkan dalam Shahih Muslim 4/2228 no 2905 dan Musnad Ahmad
2/40 no 2980 dengan jalan dari Ishaq bin Sulaiman dari Hanzalah dari Salim dari
ayahnya secara marfu’.
Kemudian
Az Zuhri juga memiliki mutaba’ah dari Fudhail bin Ghazwan dari Salim dari
ayahnya secara marfu’ sebagaimana yang disebutkan dalam Musnad Abu Ya’la 9/383
no 5511 dengan sanad yang shahih. Dan dari Ikrimah bin ‘Ammar dari Salim dari
ayahnya Ibnu Umar secara marfu’ sebagaimana yang disebutkan dalam Shahih Muslim
4/2228 no 2905. Dan dari Umar bin Muhammad bin Zaid Al Madini dari Salim dari
ayahnya secara marfu’ sebagaimana yang disebutkan dalam Musnad Abdu bin Humaid
1/241 no 739 dengan sanad yang shahih. Az Zuhri, Ikrimah bin ‘Ammar, Hanzalah,
Fudhail dan Umar bin Muhammad semuanya meriwayatkan dari Salim dari Ibnu Umar
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan lafaz bahwa fitnah tersebut datang dari Timur.
Salim
bin ‘Abdullah bin Umar memiliki mutaba’aah dari Nafi’ dan ‘Abdullah bin Dinar.
Diriwayatkan dari Nafi’ dari Ibnu Umar secara marfu’ sebagaimana yang
disebutkan dalam Shahih Muslim 4/2228 no 2905, Musnad Ahmad 2/18 no 4679 dan
Musnad Ahmad 2/91 no 5659.
Hadits 2.
حدثنا قتيبة بن سعيد حدثنا ليث ح وحدثني محمد بن رمح أخبرنا
الليث عن نافع عن ابن عمر أنه سمع رسول الله صلى الله عليه و سلم وهو مستقبل
المشرق يقول ألا إن الفتنة ههنا ألا إن الفتنة ههنا من حيث يطلع قرن الشيطان
Telah
menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id yang berkata menceritakan kepada
kami Laits. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh yang berkata
telah mengabarkan kepada kami Laits dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan Beliau menghadap ke Timur seraya
bersabda “dari sini fitnah, dari sini fitnah dari arah munculnya tanduk setan” [Shahih
Muslim 4/2228 no 2905]
Diriwayatkan
dari Malik dari ‘Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar secara marfu’ sebagaimana
yang disebutkan dalam Al Muwatta 2/975 no 1757, Musnad Ahmad 2/73 no 5428,
Shahih Ibnu Hibban 15/24 no 6648 dan Shahih Bukhari 4/123 no 3279
Hadits 3.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يُشِيرُ إِلَى الْمَشْرِقِ فَقَالَ هَا إِنَّ الْفِتْنَةَ هَا هُنَا إِنَّ
الْفِتْنَةَ هَا هُنَا مِنْ حَيْثُ يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah dari Malik dari ‘Abdullah bin
Dinar dari ‘Abdullah bin Umar radiallahu ‘anhuma yang berkata aku melihat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tangannya ke timur dan
berkata “fitnah akan datang dari sini, fitnah akan datang dari sini dari arah
munculnya tanduk setan” [Shahih Bukhari 4/123 no 3279]
Sebagaimana
yang terlihat Salim bin ‘Abdullah, Nafi’ dan Abdullah bin Dinar semuanya
meriwayatkan dari Ibnu Umar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
dengan lafaz bahwa fitnah tersebut datang dari
timur dari arah munculnya tanduk setan. Secara zahir jelas arah
yang dimaksud adalah tepat arah timur Madinah yaitu arah matahari terbit karena
dari arah itulah munculnya tanduk setan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pernah bersabda :
Hadits 4.
قال صل صلاة الصبح ثم أقصر عن الصلاة حتى تطلع الشمس حتى ترتفع
فإنها تطلع حين تطلع بين قرني شيطان
[Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “kerjakanlah shalat shubuh kemudian
tahanlah dari mengerjakan shalat hingga matahari terbit sampai tinggi karena
matahari terbit diantara dua tanduk setan. [Shahih Muslim 1/569
no 832]
Hal
ini juga selaras dengan hadits shahih yang menyebutkan kalau Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam menghadap kearah matahari terbit seraya mengucapkan “fitnah
datang dari sini”. Hadits tersebut telah diriwayatkan dengan jalan yang
shahih dari Uqbah bin Abi Shahba’ dari Salim dari ayahnya secara marfu’
sebagaimana yang disebutkan dalam Musnad Ahmad 2/72 no 5410
Hadits 5.
حدثنا عبد الله ثنا أبي ثنا أبو سعيد مولى بنى هاشم ثنا عقبة
بن أبي الصهباء ثنا سالم عن عبد الله بن عمر قال صلى رسول الله صلى الله عليه و
سلم الفجر ثم سلم فاستقبل مطلع الشمس فقال ألا ان الفتنة ههنا ألا ان الفتنة ههنا
حيث يطلع قرن الشيطان
Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang menceritakan kepada kami ayahku yang
berkata telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id mawla bani hasyim yang berkata
telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Abi Shahba’ yang berkata telah
menceritakan kepada kami Salim dari ‘Abdullah bin Umar yang berkata Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat fajar kemudian mengucapkan
salam dan menghadap kearah matahari terbit seraya bersabda “fitnah datang dari
sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad
Ahmad 2/72 no 5410]
Hadits
ini sanadnya shahih. Telah diriwayatkan oleh para perawi yang tsiqat
[terpercaya]. Abu Sa’id mawla bani hasyim
adalah Abdurrahman bin ‘Abdullah bin Ubaid Al
Bashri. Ahmad bin Hanbal, Ibnu Ma’in, Ath Thabrani, Al Baghawi,
Daruquthni dan Ibnu Syahin menyatakan tsiqat [At Tahdzib juz 6 no 429]. Adz
Dzahabi menyatakan ia seorang yang hafizh dan tsiqat [Al Kasyf no 3238]. Uqbah bin Abi Shahba’ telah dinyatakan Ahmad bin Hanbal
sebagai seorang syaikh yang shalih. Ibnu Ma’in menyatakan ia tsiqat dan Abu
Hatim berkata “tempat kejujuran” [Al Jarh Wat Ta’dil 6/312 no 1738]. Hadits ini
dengan jelas menyebutkan kalau arah yang dimaksud adalah arah timur yaitu arah
matahari terbit.
Hadits
Dengan Lafaz Najd
Kemudian
telah disebutkan dengan sanad yang shahih dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam kalau tempat yang dimaksud adalah Najd. Diriwayatkan dari
Husain bin Hasan dari Ibnu ‘Aun dari Nafi dari Ibnu Umar secara marfu’ [Shahih
Bukhari 2/33 no 1037] dan dari Azhar bin Sa’d dari Ibnu ‘Aun dari Nafi’ dari
Ibnu Umar secara marfu’ [Shahih Bukhari 9/54 no 7094]
Hadits 6.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا
حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ
عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ
قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي
يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ
وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah
menceritakan kepada kami Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan
kepada kami Ibnu ‘Aun dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam
kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau
bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah muncul tanduk
setan” [Shahih
Bukhari 2/33 no 1037]
Hadits
ini menjelaskan kalau tempat munculnya fitnah yang dimaksud adalah Najd dan
Najd memang terletak tepat di timur Madinah pada arah matahari terbit dari
Madinah. Najd yang dimaksud dalam hadits ini adalah Najd yang memang sudah ada
pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Disebutkan dalam salah
satu hadits shahih bahwa Yamamah termasuk Najd dan penduduknya dari bani hanifah
termasuk penduduk Najd.
Hadits 7.
أخبرنا قتيبة حدثنا الليث عن سعيد بن أبي سعيد أنه سمع أبا
هريرة يقول بعث رسول الله صلى الله عليه وسلم خيلا قبل نجد فجاءت برجل من بني
حنيفة يقال له ثمامة بن آثال سيد أهل اليمامة فربط بسارية من سواري المسجد مختصر
Telah
mengabarkan kepada kami Qutaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami
Laits dari Sa’id bin Abi Sa’id yang mendengar Abu Hurairah berkata Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus pasukan berkuda ke Najd kemudian pasukan
ini datang dengan membawa seorang laki-laki dari Bani Hanifah yang bernama
Tsumamah bin Utsal pemimpin penduduk Yamamah kemudian diikat di salah
satu tiang masjid, demikian secara ringkas. [Shahih Sunan Nasa’i
Syaikh Al Albani no 712]
Salafy-wahaby
merasa sangat keberatan kalau Najd yang dimaksud dalam hadits tanduk setan
tersebut adalah Najd yang terletak tepat di timur Madinah. Salafy-wahaby
melakukan pembelaan dengan mencatut hadits-hadits yang menunjukkan bahwa tempat
yang dimaksud adalah Iraq. Secara zahir, Iraq tidak terletak di arah timur
Madinah. Iraq tidak terletak di arah matahari terbit dari Madinah. Dari
Madinah, Iraq terletak di arah timur laut yang lebih dekat ke utara. Jadi dari
segi matan sudah jelas hadits Iraq bermatan
mungkar karena bertentangan dengan dalil shahih dan fakta yang
ada.
Salafy-wahaby
berapologi kalau Iraq juga termasuk timur Madinah karena pada zaman dulu orang
arab tidak mengenal arah timur laut yang ada pada zaman dulu hanya arah timur
dan barat. Pernyataan ini jelas tidak bisa dijadikan hujjah karena telah
disebutkan dalam dalil yang shahih bahwa arah timur yang dimaksud adalah arah
matahari terbit dan telah disebutkan dalam dalil shahih bahwa arah munculnya
tanduk setan adalah pada arah matahari terbit. Arah matahari terbit adalah
tepat di arah timur dan Iraq tidak terletak di arah ini dari Madinah.
Selain
itu tidak jarang salafy-wahaby mencatut para ulama seperti Al Khattabi, Al
Kirmany dan Syaikh Mahmud Syukri Al Alusy. Kami katakan pendapat ulama tidak
menjadi hujjah jika bertentangan dengan dalil yang shahih. Ditambah lagi
terdapat ulama yang justru menyatakan bahwa arah timur yang dimaksud terletak
tepat di timur Madinah, Ibnu Hibban setelah mengutip hadits tanduk setan
tersebut menyebutkan kalau timur yang dimaksud adalah timur madinah yaitu
bahrain tempat keluarnya Musailamah yang pertama kali membuat bid’ah di dalam
islam dengan mengaku sebagai Nabi [Shahih Ibnu Hibban 15/24 no 6648]. Tidak
diragukan lagi tempat keluarnya Musailamah ini adalah Najd dan ia sendiri
termasuk penduduk Najd.
Hadits
Dengan Lafaz Iraq
Selain
memiliki matan yang mungkar, hadits-hadits yang dijadikan hujjah oleh
salafy-wahaby tersebut tidaklah shahih dan mengandung illat [cacat] pada
sanadnya. Berikut adalah hadits-hadits yang dijadikan hujjah oleh salafy-wahaby.
Hadits 8.
حدثنا الحسن بن علي المعمري ثنا إسماعيل بن مسعود ثنا عبيد
الله بن عبد الله بن عون عن أبيه عن نافع عن ابن عمر أن النبي صلى الله عليه وسلم
قال اللهم بارك لنا في شامنا، اللهم بارك في يمننا، فقالها مراراً، فلما كان في
الثالثة أو الرابعة، قالوا يا رسول الله! وفي عراقنا؟ قال إنّ بها الزلازل والفتن،
وبها يطلع قرن الشيطان
Telah
menceritakan kepada kami Hasan bin Ali Al-Ma’mariy yang berkata telah
menceritakan kepada kami Ismaail bin Mas’ud yang berkata telah menceritakan
kepada kami ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Aun dari ayahnya, dari Naafi’ dari
Ibnu ‘Umar bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Ya Allah,
berikanlah keberkatan kepada kami pada Syaam kami dan pada Yamaan kami”. Beliau
[shallallaahu ‘alaihi wa sallam ] mengatakannya beberapa kali. Ketika beliau
mengatakan yang ketiga kali atau yang keempat, para shahabat berkata “Wahai
Rasulullah, dan juga Iraq kami?”. Beliau bersabda “Sesungguhnya di sana
terdapat kegoncangan dan fitnah, dan disanalah akan muncul tanduk setan” [Mu’jam
Al Kabiir Ath Thabrani 12/384 no 13422].
Hadits
ini tidak shahih. Hadits ini mengandung illat [cacat]
Ubaidillah bin Abdullah bin ‘Aun dalam periwayatan dari Ibnu ‘Aun telah
menyelisihi para perawi tsiqat yaitu Husain bin Hasan [At Taqrib 1/214] dan
‘Azhar bin Sa’d [At Taqrib 1/74]. Kedua perawi tsiqat ini menyebutkan lafaz
Najd sedangkan Ubaidillah bin Abdullah bin ‘Aun menyebutkan lafaz Iraq.
Ubaidillah bukan seorang yang tsiqat, Bukhari berkata “dikenal haditsnya”
[Tarikh Al Kabir juz 5 no 1247], Abu Hatim berkata “shalih al hadits” [Al Jarh
Wat Ta’dil 5/322 no 1531] dimana perkataan shalih al hadits dari Abu Hatim
berarti haditsnya dapat dijadikan i’tibar tetapi tidak bisa dijadikan hujjah.
Jika perawi seperti Ubadilillah ini menyelisihi perawi yang tsiqat maka
haditsnya tidak dapat dijadikan hujjah dan mesti ditolak.
Pernyataan
bahwa hadits Ubadilillah tidak bertentangan melainkan menafsirkan hadits Najd
sehingga Najd yang dimaksud adalah Iraq merupakan pernyataan yang bathil. Najd
adalah Najd sedangkan Iraq adalah Iraq. Najd yang dimaksud dalam hadits tanduk
setan adalah nama suatu negeri yang memang sudah ada di zaman Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam, oleh karena itu para sahabat menyebutnya “Najd kami”.
Lihat saja matan haditsnya yang dengan jelas menyebutkan Negeri Syam dan Yaman kemudian sahabat bertanya bagaimana
dengan Najd kami, jadi Najd disini adalah nama suatu negeri.
Pada zaman itu tidak ada yang menyebut Iraq sebagai Najd bahkan telah terbukti
dengan dalil shahih bahwa Najd dan Iraq adalah dua tempat yang berbeda.
Jadi menyatakan Najd adalah Iraq jelas tidak berdasar sama sekali.
Hadits 9.
حدثنا علي بن سعيد قال نا حماد بن إسماعيل بن علية قال نا ابي
قال نا زياد بن بيان قال نا سالم بن عبد الله بن عمر عن ابيه قال صلى النبي صلى
الله عليه و سلم صلاة الفجر ثم انفتل فأقبل على القوم فقال اللهم بارك لنا في مدينتنا وبارك لنا في مدنا
وصاعنا اللهم بارك لنا في شامنا ويمننا فقال رجل والعراق يا رسول الله فسكت ثم قال
اللهم بارك لنا في مدينتنا وبارك لنا في مدنا وصاعنا اللهم بارك لنا في حرمنا
وبارك لنا في شامنا ويمننا فقال رجل والعراق يا رسول الله قال من ثم يطلع قرن
الشيطان وتهيج الفتن
Telah
menceritakan kepada kami ‘Ali bin Sa’id yang berkata telah menceritkankepada
kami Hammaad bin Ismaa’iil bin ‘Ulayyah yang berkata telah menceritakan kepada
kami ayahku yang berkata telah mencertakan kepada kami Ziyaad bin Bayaan
yangberkata telah menceritakan kepada kami Saalim bin ‘Abdillah bin ‘Umar dari
ayahnya yang berkata Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat shubuh,
kemudian berdoa, lalu menghadap kepada orang-orang. Beliau bersabda “Ya Allah
berikanlah keberkatan kepada kami pada Madinah kami berikanlah keberkatan
kepada kami pada mudd dan shaa’ kami. Ya Allah, berikanlah keberkatan kepada
kami pada Syaam kami dan Yaman kami”. Seorang laki-laki berkata “dan ‘Iraq,
wahai Rasulullah ?”. Beliau diam, lalu bersabda “Ya Allah berikanlah keberkatan
kepada kami pada Madinah kami berikanlah keberkatan kepada kami pada mudd dan
shaa’ kami. Ya Allah, berikanlah keberkatan kepada kami pada tanah Haram kami,
dan berikanlah keberkatan kepada kami pada Syaam kami dan Yaman kami”. Seorang
laki-laki berkata “dan ‘Iraq, wahai Rasulullah ?”. Beliau bersabda “dari sana
akan muncul tanduk setan dan bermunculan fitnah” [Mu'jam
Al Awsath Ath Thabraani 4/245 no 4098].
Hadits
ini tidak shahih. Hadits ini juga mengandung illat
[cacat]. Ziyaad bin Bayaan dikatakan oleh Adz Dzahabi “tidak shahih haditsnya”.
Bukhari berkata “dalam sanad haditsnya perlu diteliti kembali” [Al Mizan juz 2
no 2927] ia telah dimasukkan Adz Dzahabi dalam kitabnya Mughni Ad Dhu’afa no
2222 Al Uqaili juga memasukkannya ke dalam Adh Dhu’afa Al Kabir 2/75-76 no 522.
Perawi dengan kedudukan seperti ini tidak bisa dijadikan hujjah apalagi jika ia
meriwayatkan kabar yang menyelisihi kabar shahih kalau daerah yang dimaksud
adalah Najd bukan Iraq sebagaimana yang diriwayatkan dengan sanad yang shahih
dari Nafi’.
Hadits 10.
حدثنا محمد بن عبد العزيز الرملي حدثنا ضمرة بن ربيعة عن ابن
شوذب عن توبة العنبري عن سالم عن ابن عمر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
اللهم بارك لنا في مدينتنا وفي صاعنا، وفي مدِّنا وفي يمننا وفي شامنا. فقال الرجل
يا رسول الله وفي عراقنا ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم بها الزلازل والفتن،
ومنها يطلع قرن الشيطان
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdul Aziiz Ar Ramliy yang berkata telah
menceritakan kepada kami Dhamrah bin Rabi’ah dari Ibnu Syaudzab dari Taubah Al
Anbariy dari Salim dari Ibnu ‘Umar yang berkata Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam bersabda “Ya Allah berikanlah keberkatan kepada kami pada Madinah
kami, pada shaa’ kami, pada mudd kami, pada Yaman kami, dan pada Syaam kami”.
Seorang laki-laki berkata “Wahai Rasulullah, dan pada ‘Iraaq kami ?”. Beliau
menjawab “di sana terdapat kegoncangan dan fitnah dan di sana pula akan muncul
tanduk setan” [ Ma’rifah Wal Tarikh Yaqub Al Fasawiy
2/746-747]
Pada tulisan sebelumnya kami menganggap tidak ada masalah pada sanad hadits ini kecuali Taubah Al Anbary yang dikenal tsiqat tetapi dinyatakan mungkar al hadits oleh Al Azdy. Setelah kami teliti kembali ternyata hadits ini juga mengandung illat [cacat] yaitu Ibnu Syaudzab tidak mendengar hadits ini dari Taubah Al Anbary, ia melakukan tadlis yaitu menghilangkan nama gurunya yang meriwayatkan dari Taubah Al Anbary.
Pada tulisan sebelumnya kami menganggap tidak ada masalah pada sanad hadits ini kecuali Taubah Al Anbary yang dikenal tsiqat tetapi dinyatakan mungkar al hadits oleh Al Azdy. Setelah kami teliti kembali ternyata hadits ini juga mengandung illat [cacat] yaitu Ibnu Syaudzab tidak mendengar hadits ini dari Taubah Al Anbary, ia melakukan tadlis yaitu menghilangkan nama gurunya yang meriwayatkan dari Taubah Al Anbary.
Hadits
dengan matan seperti di atas diriwayatkan juga dari Walid bin Mazyad Al Udzriy
Al Bayruuti dari Abdullah bin Syaudzaab dari Abdullah bin Qasim, Mathr, Katsir
Abu Sahl dari Taubah Al Anbary dari Salim dari ayahnya secara marfu’
sebagaimana yang disebutkan oleh Al Fasawi dalam Ma’rifat Wal Tarikh 2/747, Ath
Thabrani dalam Musnad Asy Syamiyyin 2/246 no 1276, Ibnu Asakir dalam Tarikh
Dimasyq 1/130-131 dan Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya 6/133.
Hadits 11.
حدثنا عبد الله بن العباس بن الوليد بن مزيد البيروتي حدثني
أبي أخبرني أبي حدثني عبد الله بن شوذب حدثني عبد الله بن القاسم ومطر الوراق
وكثير أبو سهل عن توبة العنبري عن سالم بن عبد الله بن عمر عن أبيه أن رسول الله
صلى الله عليه و سلم قال اللهم بارك في مكتنا وبارك لنا في مدينتنا وبارك لنا في
شامنا وبارك لنا في يمننا اللهم بارك لنا في صاعنا وبارك لنا في مدنا فقال رجل يا
رسول الله وعراقنا فأعرض عنه فرددها ثلاثا وكان ذلك الرجل يقول وعراقنا فيعرض عنه
ثم قال بها الزلازل والفتن وفيها يطلع قرن الشيطان
Telah
menceritakan kepada kami Abdullah bin ‘Abbas bin Walid bin Mazyad Al Bayruutiy
yang berkata telah menceritakan kepadaku ayahku yang berkata telah menceritakan
kepadaku Abdullah bin Syawdzab yang berkata telah menceritakan kepadaku
Abdullah bin Qasim, Mathr Al Waraaq dan Katsir Abu Sahl dari Taubah Al Anbariy
dari Salim bin Abdullah bin Umar dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda “Ya Allah berikanlah keberkatan kepada Mekkah kami,
dan berikanlah keberkatan kepada kami pada Madinah kami, pada shaa’ kami, pada
mudd kami, pada Yaman kami, dan pada Syaam kami”. Seorang laki-laki berkata
“Wahai Rasulullah, dan pada ‘Iraaq kami ?”. Beliau menjawab “di sana terdapat
kegoncangan dan fitnah dan di sana pula akan muncul tanduk setan” [Musnad
Asy Syamiyyin Thabrani 2/246 no 1276]
Dengan mengumpulkan semua hadits riwayat Ibnu Syaudzab maka diketahui kalau Ibnu Syaudzab terbukti melakukan tadlis. Riwayatnya
dari Taubah Al Anbary dengan ‘an ‘anah ternyata ia dengar dari Syaikhnya
Abdullah bin Qasim, Mathr dan Katsir Abu Sahl. Ada sedikit perbedaan lafaz
antara riwayat Ibnu Syawdzab dari Taubah Al Anbary dan riwayat Ibnu Syawdzab
dari ketiga syaikhnya dari Taubah Al Anbary yaitu pada riwayat dimana Ibnu
Syawdzab menyebutkan mendengar langsung dari Syaikhnya terdapat lafaz “ya Allah
berilah keberkatan pada Mekkah kami” sedangkan pada riwayat an ‘an ah Ibnu
Syaudzab dari Taubah Al Anbary tidak terdapat lafaz tersebut.
Illat
atau cacat yang ada pada riwayat Ibnu Syawdzab adalah tidak diketahui dari syaikhnya yang mana lafaz Iraq tersebut
berasal. Disini terdapat
kemungkinan
- Ibnu Syawdzab mendengar langsung dari ketiga Syaikhnya yaitu Abdullah bin Qasim, Mathr dan Katsir Abu Sahl dimana ketiganya memang menyebutkan lafaz “Iraq”.
- Ibnu Syawdzab mendengar langsung dari ketiga syaikhnya dimana lafaz Iraq tersebut hanya berasal dari salah satu Syaikhnya sehingga disini Ibnu Syawdzab menggabungkan sanad hadits tersebut dan matan hadits yang berlafaz Iraq berasal dari salah satu syaikhnya.
Terdapat
kemungkinan kalau riwayat Ibnu Syawdzab dengan lafaz Iraq ini berasal dari Mathar bin Thahman Al Warraq dan disebutkan
Ibnu Hajar kalau ia seorang yang shaduq tetapi banyak melakukan kesalahan [At
Taqrib 2/187]. Abu Nu’aim ketika membawakan riwayat Ibnu Syawdzab dari Taubah
Al Anbary, ia berkata :
كذا رواه ضمرة عن ابن شوذب عن توبة ورواه الوليد بن مزيد
عن ابن شوذب عن مطر عن توبة
Begitulah
riwayat Dhamrah dari Ibnu Syawdzab dari Taubah dan telah meriwayatkan Walid bin
Mazyad dari Ibnu Syawdzab dari Mathr dari Tawbah [Hilyatul
Auliya 6/133]
Setelah itu Abu Nu’aim mengutip riwayat Ibnu
Syawdzab dari ketiga syaikhnya di atas. Jadi kemungkinan besar lafaz Iraq pada
hadits ini berasal dari Mathr bin Thahman. Dan telah ditunjukkan bahwa riwayat
yang tsabit sanadnya adalah riwayat shahih dari Nafi’ dengan lafaz Najd.
Oleh karena itu matan hadits ini mungkar lafaz yang benar hadits ini adalah
Najd dan lafaz Iraq kemungkinan berasal dari kesalahan perawinya yaitu Mathr
bin Thahman syaikhnya Ibnu Syawdzab.
Peringatan
Salim Terhadap Penduduk Iraq
Ada
hadits lain yang dijadikan hujjah salafy-wahaby untuk menyatakan kalau tempat
tanduk setan yang dimaksud adalah Iraq yaitu hadits Salim bin Abdullah bin Umar
berikut :
Hadits 12.
حدثنا عبدالله بن عمر بن أبان وواصل بن عبدالأعلى وأحمد بن عمر
الوكيعي ( واللفظ لابن أبان ) قالوا حدثنا ابن فضيل عن أبيه قال سمعت سالم بن
عبدالله بن عمر يقول يا أهل العراق ما أسألكم عن الصغيرة وأركبكم للكبيرة سمعت أبي
عبدالله بن عمر يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول إن الفتنة تجئ من
ههنا وأومأ بيده نحو المشرق من حيث يطلع قرنا الشيطان وأنتم يضرب بعضكم رقاب بعض
وإنما قتل موسى الذي قتل من آل فرعون خطأ فقال الله عز و جل له { وقتلت نفسا
فنجيناك من الغم وفتناك فتونا } [ 20 / طه / 40 ] قال أحمد بن عمر في روايته عن
سالم لم يقل سمعت
Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin ‘Umar bin Abaan, Waashil bin ‘Abdul
A’laa, dan Ahmad bin ‘Umar Al Wakii’iy [dan lafaznya adalah lafaz Ibnu Abaan]
ketiganya berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail, dari ayahnya
yang berkata Aku mendengar Saalim bin ‘Abdillah bin ‘Umar berkata “Wahai
penduduk ‘Iraaq, aku tidak bertanya tentang masalah kecil dan aku tidak
mendorong kalian untuk masalah besar. Aku pernah mendengar ayahku, Abdullah bin
‘Umar berkata Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa salam
bersabda ‘Sesungguhnya fitnah itu datang dari sini ia menunjukkan tangannya ke
arah timur dari arah munculya dua tanduk setan’. Kalian saling menebas leher
satu sama lain. Musaa hanya membunuh orang yang ia bunuh yang berasal dari
keluarga Fir’aun itu karena tidak sengaja. Lalu Allah ‘azza wa jalla berfirman
padanya ‘Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu kami selamatkan kamu
dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan.” [Thaahaa:
40]”. Berkata Ahmad bin Umar dalam riwayatnya dari Salim tanpa mengatakan “aku
mendengar”[Shahih
Muslim 4/2228 no 2905].
Jika
dilihat baik-baik tidak ada penunjukkan bahwa timur yang dimaksud oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam adalah Iraq. Disini Salim bin Abdullah bin Umar
mengingatkan penduduk Iraq bahwa terdapat hadits Nabi akan ada fitnah yang
datang dari arah timur. Oleh karena itu Salim memberi peringatan kepada
penduduk Iraq agar mereka tidak menjadi fitnah yang dimaksud dalam hadits
tersebut. Telah lazim kalau mengingatkan seseorang bukan berarti menuduh orang
tersebut. Lagipula perkataan seorang tabiin tidaklah menjadi hujjah jika telah
jelas dalil shahih dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Bisa jadi Salim
tidak mengetahui hadits shahih dari Ibnu Umar kalau tempat yang dimaksud adalah
Najd sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Nafi’.
Hadits
ini juga menjadi bukti kelemahan hadits Ibnu Syawdzab dari Taubah Al Anbary.
Perhatikanlah hadits riwayat Muslim tersebut ia menggabungkan sanad hadits
dimana ia mengambil hadits tersebut dari ketiga syaikhnya yaitu Abdullah bin Umar bin Aban, Washil bin Abdul A’la dan Ahmad
bin Umar. kemudian meriwayatkan dengan satu matan yang ada lafaz
“wahai penduduk Iraq”. Lafaz ini
berasal dari Abdullah bin Umar bin Aban sedangkan pada riwayat Washil bin Abdul
A’la tidak ada lafaz tersebut.
Hadits 13.
حدثنا واصل بن عبد الأعلى الكوفي حدثنا ابن فصيل عن ابيه عن
سالم عن ابن عمر قال سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم –
يقول : إن الفتنة تجيء من ها هنا وأومأ
بيده نحو المشرق حيث يطلع قرن الشيطان وأنتم يضرب بعضكم بعض رقاب بعض وإنما قتل
موسى الذي قتل من آل فرعون خطأ قال الله له : { وقتلت نفسا فنجيناك من الغم وفتناك
فتونا {
Telah menceritakan kepada kami Washil bin Abdul A’la Al Kufiy yang berkata
telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudhail dari ayahnya dari Salim dari Ibnu
Umar yang berkata aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda “‘Sesungguhnya fitnah itu datang dari sini ia menunjukkan tangannya ke
arah timur dari arah munculya dua tanduk setan’. Kalian
saling menebas leher satu sama lain. Musaa hanya membunuh orang yang ia bunuh
yang berasal dari keluarga Fir’aun itu karena tidak sengaja. Lalu Allah ‘azza
wa jalla berfirman padanya ‘Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu kami
selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa
cobaan.” [Musnad Abu Ya’la 9/383 no 5511
dishahihkan oleh Husain Salim Asad]
Jadi
perkara perawi menggabungkan sanad para syaikh-nya dengan mengambil satu matan
saja dari salah satu syaikh-nya adalah perkara yang ma’ruf dalam ilmu hadits.
Jika semua syaikh-nya itu perawi yang tsiqat tsabit maka tidak ada masalah
tetapi jika salah satu syaikh-nya dhaif atau banyak melakukan kesalahan maka
lafaz matan tersebut mengandung kemungkinan dhaif. Inilah illat [cacat] yang
ada pada riwayat Ibnu Syawdzab.
Selain
itu bukti kalau hadits dengan lafaz Iraq [riwayat Ibnu Syawdzab] tidak tsabit
sampai ke Salim bin ‘Abdullah dapat dilihat dalam hadits Muslim di atas dimana
ketika Salim mengingatkan penduduk Iraq, ia malah membawakan hadits tanduk setan dengan lafaz timur. Kalau memang terdapat hadits tanduk setan
dengan lafaz Iraq maka mengapa pada saat itu Salim bin Abdullah bin Umar tidak
menyebutkan hadits itu, ia malah menyebutkan hadits tanduk setan dengan lafaz
timur. Bukankah sangat cocok kalau mau mengingatkan penduduk Iraq dengan hadits
yang memang mengandung lafaz Iraq?. Jadi Salim sendiri tidak mengetahui adanya
hadits tanduk setan dengan lafaz Iraq sehingga ketika ia mengingatkan penduduk
Iraq, ia malah mengutip hadits tanduk setan dengan lafaz timur.
Oleh J Algar
Posted
by bicarasalafy-wahaby
SUMBER: Analisis Pencari Kebenaran
Kesimpulan :
Berdasarkan
penjelasan di atas maka tempat yang dimaksud oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam sebagai tempat munculnya atau datangnya fitnah adalah
Najd di sebelah timur Madinah. Hadits Najd telah diriwayatkan dengan sanad
yang shahih lagi tsabit sedangkan hadits Iraq diriwayatkan dengan sanad yang
tidak shahih dan mengandung illat [cacat]. Dengan menerapkan metode tarjih maka
Hadits Najd lebih layak dijadikan pegangan sedangkan hadits Iraq tertolak dan
matannya dinilai mungkar. Salam Damai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar