Kajian Ilmiyyah tentang Khawarij
Hadits
Khawarij Kaitannya Dengan Najd Dan Arah Timur
Sebagian dari pengikut salafy-wahaby menjadikan hadits khawarij sebagai
hujjah untuk menetapkan kalau hadits fitnah tanduk setan merujuk ke Irak bukan
ke Najd. Mereka
menunjukkan kalau khawarij itu muncul di Irak dan terdapat hadits yang
mengkaitkannya dengan arah timur. Sayang sekali mereka tidak memperhatikan
kalau sebenarnya Najd juga punya kaitan yang erat dengan khawarij. Bisa
dibilang munculnya khawarij itu bermula dari Najd.
Hadits
Asal Mula Khawarij :
Hadits 1.
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ
الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ
أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقْسِمُ قِسْمًا
أَتَاهُ ذُو الْخُوَيْصِرَةِ وَهُوَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي تَمِيمٍ فَقَالَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ اعْدِلْ فَقَالَ وَيْلَكَ وَمَنْ يَعْدِلُ إِذَا لَمْ أَعْدِلْ
قَدْ خِبْتَ وَخَسِرْتَ إِنْ لَمْ أَكُنْ أَعْدِلُ فَقَالَ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
ائْذَنْ لِي فِيهِ فَأَضْرِبَ عُنُقَهُ فَقَالَ دَعْهُ فَإِنَّ لَهُ أَصْحَابًا
يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ صَلَاتَهُ مَعَ صَلَاتِهِمْ وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِمْ
يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ
كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ يُنْظَرُ إِلَى نَصْلِهِ فَلَا
يُوجَدُ فِيهِ شَيْءٌ ثُمَّ يُنْظَرُ إِلَى رِصَافِهِ فَمَا يُوجَدُ فِيهِ شَيْءٌ
ثُمَّ يُنْظَرُ إِلَى نَضِيِّهِ وَهُوَ قِدْحُهُ فَلَا يُوجَدُ فِيهِ شَيْءٌ ثُمَّ
يُنْظَرُ إِلَى قُذَذِهِ فَلَا يُوجَدُ فِيهِ شَيْءٌ قَدْ سَبَقَ الْفَرْثَ
وَالدَّمَ آيَتُهُمْ رَجُلٌ أَسْوَدُ إِحْدَى عَضُدَيْهِ مِثْلُ ثَدْيِ
الْمَرْأَةِ أَوْ مِثْلُ الْبَضْعَةِ تَدَرْدَرُ وَيَخْرُجُونَ عَلَى حِينِ
فُرْقَةٍ مِنْ النَّاسِ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ فَأَشْهَدُ أَنِّي سَمِعْتُ هَذَا
الْحَدِيثَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَشْهَدُ
أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ قَاتَلَهُمْ وَأَنَا مَعَهُ فَأَمَرَ بِذَلِكَ
الرَّجُلِ فَالْتُمِسَ فَأُتِيَ بِهِ حَتَّى نَظَرْتُ إِلَيْهِ عَلَى نَعْتِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي نَعَتَهُ
Telah
menceritakan kepada kami Abul Yaman yang berkata telah mengabarkan kepada kami
Syu’aib dari Az Zuhri yang berkata telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin
‘Abdurrahman bahwa Abu Sa’id Al Khudri radiallahu ‘anhu berkata kami bersama
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan Beliau sedang membagi harta
rampasan perang, tiba-tiba datanglah Dzul Khuwaisirah dan dia seorang laki-laki
dari bani Tamim, ia berkata “wahai Rasulullah berbuat adillah?”. Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “celaka engkau, siapa yang bisa berlaku
adil jika aku dikatakan tidak berlaku adil, sungguh celaka dan rugi jika aku
tidak berlaku adil”. Umar berkata “wahai Rasulullah izinkanlah aku memenggal
lehernya”. Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “biarkanlah ia,
sesungguhnya ia memiliki para sahabat dimana salah seorang dari kalian
menganggap kecil shalat kalian dibanding shalat mereka dan puasa kalian
dibanding puasa mereka, mereka membaca Al Qur’an tetapi tidak melewati tenggorokan
mereka, mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya.
Dilihat mata panahnya maka tidak nampak apapun, dilihat pegangan panahnya maka
tidak nampak apapun, dilihat batang panahnya maka tidak nampak apapun, dilihat
bulu panahnya maka tidak nampak apapun sungguh ia mendahului kotoran dan darah.
Ciri-ciri mereka adalah seorang laki-laki hitam yang salah satu lengannya
seperti payudara perempuan atau seperti daging yang bergerak-gerak dan mereka
keluar saat terjadi perselisihan di antara orang-orang. Abu Sa’id berkata “aku
bersaksi bahwa aku mendengar hadits ini dari Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
wasallam] dan aku bersaksi bahwa Ali bin Abi Thalib telah memerangi mereka dan
ketika itu aku bersamanya, maka ia [Ali] memerintahkan untuk mencari laki-laki
itu, akhirnya orang itu ditangkap dan dibawa kehadapannya maka aku bisa melihat
ciri-ciri yang disebutkan oleh Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] [Shahih
Bukhari 4/200 no 3610]
Hadits 2.
حدثنا محمد بن رمح بن المهاجر أخبرنا الليث عن يحيى بن سعيد عن
أبي الزبير عن جابر بن عبدالله قال أتي رجل رسول الله صلى الله عليه و سلم
بالجعرانة منصرفه من حنين وفي ثوب بلال فضة ورسول الله صلى الله عليه و سلم يقبض
منها يعطى الناس فقال يا محمد اعدل قال ويلك ومن يعدل إذا لم أكن أعدل ؟ لقد خبت
وخسرت إن لم أكن أعدل فقال عمر بن الخطاب رضي الله عنه دعني يا رسول الله فأقتل
هذا المنافق فقال معاذ الله أن يتحدث الناس أني أقتل أصحابي إن هذا وأصحابه يقرأون
القرآن لا يجاوز حناجرهم يمرقون منه كما يمرق السهم من الرمية
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh bin Muhajir yang berkata telah
mengabarkan kepada kami Laits dari Yahya bin Sa’id dari Abu Zubair dari Jabir
bin ‘Abdullah yang berkata “seseorang datang kepada Rasulullah [shallallahu
‘alaihi wasallam] di Ji’ranah setelah pulang dari perang Hunain. Ketika itu
dalam pakaian Bilal terdapat perak maka Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
wasallam] membagikannya kepada manusia. Orang tersebut berkata “wahai Muhammad
berlaku adillah?”. Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “celaka
engkau, siapa yang bisa berlaku adil jika aku dikatakan tidak berlaku adil?
Sungguh celaka dan rugi jika aku tidak berbuat adil. Umar berkata “wahai
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] izinkanlah aku membunuh munafik ini”.
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “aku berlindung kepada Allah
dari pembicaraan orang-orang bahwa aku membunuh sahabatku sendiri, sesungguhnya
orang ini dan para sahabatnya suka membaca Al Qur’an tetapi tidak melewati
tenggorokan mereka, mereka keluar darinya seperti anak panah yang lepas dari
busurnya” [Shahih Muslim 2/740 no 1063]
Jadi
sebenarnya cikal bakal khawarij sudah muncul dizaman Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam yaitu dari salah seorang sahabat Nabi yang dipanggil
Dzul Khuwaisirah berserta para sahabatnya. Ibnu Hajar memasukkannya dalam
kitabnya Al Ishabah dimana ia mengatakan kalau Ibnu
Atsir memasukkan Dzul Khuwaisirah sebagai sahabat Nabi dan ia seorang laki-laki
dari bani tamim, selain itu diriwayatkan kalau namanya adalah Hurqus bin Zuhair
[Al Ishabah 2/411 no 2452]. Disebutkan
pula kalau ada yang mengatakan ia adalah Dzu Tsudayyah orang yang terbunuh
bersama khawarij lainnya di Nahrawan [Al Ishabah
2/409 no 2448]
Dzul
Khuwaisirah termasuk penduduk Bani Tamim dan di masa Nabi [shallallahu
‘alaihi wasallam] penduduk Bani Tamim tinggal di wilayah timur jazirah arab
yaitu Najd. Bani Tamim adalah suku arab keturunan Tamim bin Murr bin Ad yang
nasabnya sampai kepada Ilyas bin Mudhar, jadi mereka termasuk bani Mudhar.
Bani
Tamim Tinggal Di Najd :
Hadits 3.
حدثنا محمد بن المثنى حدثنا مؤمل بن إسماعيل حدثنا نافع بن عمر
بن جميل الجمحي حدثني بن أبي مليكة حدثني عبد الله بن الزبير أن الأقرع بن حابس
قدم على النبي صلى الله عليه و سلم فقال أبو بكر يا رسول الله استعمله على قومه
فقال عمر لا تستعمله يا رسول الله فتكلما عند النبي صلى الله عليه و سلم حتى
ارتفعت أصواتهما فقال أبو بكر لعمر ما أردت إلا خلافي قال ما أردت خلافك قال فنزلت
هذه الآية { يا أيها الذين آمنوا لا ترفعوا أصواتكم فوق صوت النبي } فكان
عمر بن الخطاب بعد ذلك إذا تكلم عند النبي صلى الله عليه و سلم لم يسمع كلامه حتى
يستفهمه قال وما ذكر بن الزبير جده يعني أبا بكر
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah
menceritakan kepada kami Mu’ammal bin Ismail yang berkata telah menceritakan
kepada kami Nafi’ bin Umar bin Jamil Al Jimahiy yang berkata telah menceritakan
kepadaku Ibnu Abi Mulaikah yang berkata telah menceritakan kepadaku Abdullah
bin Zubair bahwa Aqra’ bin Habis mendatangi Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]
maka Abu Bakar berkata “jadikanlah ia sebagai wakilmu atas kaumnya”. Umar
berkata “jangan jadikan ia sebagai wakilmu, wahai Rasulullah”. Mereka terus
membicarakannya disamping Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] sehingga suara
mereka semakin keras. Abu Bakar berkata kepada Umar “tidak ada yang kau
inginkan kecuali menyelisihiku”. Umar berkata “aku tidak bermaksud
menyelisihimu”. Maka turunlah ayat “wahai orang-orang yang beriman janganlah
meninggikan suara kalian melebihi suara Nabi” [al hujurat ayat 2] maka Umar bin
Khattab sejak saat itu jika berbicara kepada Nabi [shallallahu ‘alaihi
wasallam] hampir tidak terdengar perkataannya hingga Beliau sering
menanyakannya. Ibnu Zubair tidak menyebutkan tentang kakeknya Abu Bakar. [Shahih
Sunan Tirmidzi 5/387 no 3266]
Hadits 4.
حَدَّثَنَا يَسَرَةُ بْنُ صَفْوَانَ بْنِ جَمِيلٍ اللَّخْمِيُّ
حَدَّثَنَا نَافِعُ بْنُ عُمَرَ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ قَالَ كَادَ
الْخَيِّرَانِ أَنْ يَهْلِكَا أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
رَفَعَا أَصْوَاتَهُمَا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
حِينَ قَدِمَ عَلَيْهِ رَكْبُ بَنِي تَمِيمٍ فَأَشَارَ أَحَدُهُمَا بِالْأَقْرَعِ
بْنِ حَابِسٍ أَخِي بَنِي مُجَاشِعٍ وَأَشَارَ الْآخَرُ بِرَجُلٍ آخَرَ قَالَ
نَافِعٌ لَا أَحْفَظُ اسْمَهُ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ لِعُمَرَ مَا أَرَدْتَ إِلَّا
خِلَافِي قَالَ مَا أَرَدْتُ خِلَافَكَ فَارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُهُمَا فِي ذَلِكَ
فَأَنْزَلَ اللَّهُ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا
أَصْوَاتَكُمْ } الْآيَةَ قَالَ ابْنُ الزُّبَيْرِ فَمَا كَانَ عُمَرُ يُسْمِعُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ هَذِهِ الْآيَةِ حَتَّى
يَسْتَفْهِمَهُ وَلَمْ يَذْكُرْ ذَلِكَ عَنْ أَبِيهِ يَعْنِي أَبَا بَكْرٍ
Telah
menceritakan kepada kami Yasarah bin Shafwan bin Jamil Al Lakhmiy yang berkata
telah menceritakan kepada kami Nafi’ bin Umar bahwa Ibnu Abi Mulaikah berkata
“hampir saja dua orang terbaik celaka yaitu Abu Bakar dan Umar. Keduanya telah
meninggikan suaranya di sisi Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] ketika datang
kafilah dari bani Tamim. Salah satu dari mereka menunjuk Aqra’ bin Habis
saudara bani Mujasyi’ menjadi pemimpin. Dan yang lainnya menunjuk seorang
lainnya. Nafi’ berkata ‘aku tidak hafal namanya’. Kemudian Abu Bakar berkata
kepada Umar “tidak ada yang kau inginkan kecuali menyelisihiku”. Umar menjawab
“aku tidak bermaksud menyelisihimu”. Suara keduanyapun meninggi membicarakan
itu, maka turunlah ayat “wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu
meninggikan suara melebihi suara Nabi” [Al Hujurat ayat 2]. Ibnu Zubair berkata
“setelah itu, Umar tidak pernah memperdengarkan kepada Rasulullah [shallallahu
‘alaihi wasallam] sampai Beliau meminta kejelasannya dan Ibnu Zubair tidak
menyebutkan itu dari ayahnya yaitu Abu Bakar [Shahih Bukhari 6/137
no 4845]
Hadits 5.
حدثنا هناد بن السري حدثنا أبو الأحوص عن سعيد بن مسروق عن
عبدالرحمن بن أبي نعم عن أبي سعيد الخدري قال بعث علي رضي الله عنه وهو باليمن
بذهبة في تربتها إلى رسول الله صلى الله عليه و سلم فقسمها رسول الله صلى الله
عليه و سلم بين أربعة نفر الأقرع بن حابس الحنظلي وعيينة بن بدر الفزاري وعلقمة بن
علاثة العاشمري ثم أحد بني كلاب وزيد الخير الطائي ثم أحد بني نبهان قال فغضبت
قريش فقالوا أتعطي صناديد نجد وتدعنا ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم إني
إنما فعلت ذلك لأتألفهم
Telah
menceritakan kepada kami Hanaad bin As Sariy yang berkata telah menceritakan
kepada kami Abul Ahwash dari Sa’id bin Masruq dari ‘Abdurrahman bin Abi Na’m
dari Abu Sa’id Al Khudri yang berkata Ali radiallahu ‘anhu yang sedang berada
di Yaman, mengirimkan emas yang masih dalam bijinya kepada Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam] kemudian Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
wasallam] membagikannya kepada empat orang yaitu Aqra’ bin Habis Al
Hanzhali, Uyainah bin Badr Al Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al ‘Asymiri yaitu
salah seorang dari Bani Kilab, dan Zaid Al Khair At Tha’iy yaitu salah seorang
dari Bani Nabhan. Orang-orang Quraisy marah dan berkata Apakah Beliau [shallallahu
‘alaihi wasallam] memberi para pemimpin Najd, dan tidak memberikan kepada kita?
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Aku melakukan itu adalah
untuk menarik hati mereka”. [Shahih Muslim 2/741 no 1064]
Hadits-hadits
di atas menyebutkan kalau Aqra’ bin Habis Al Hanzhaliy adalah orang terkemuka
dari bani Tamim sehingga ia dicalonkan sebagai pemimpin atas kaumnya dan dalam
hadits itu disebutkan kalau ia salah seorang pemuka atau pemimpin Najd. Maka
disini terdapat dalil yang menunjukkan kalau bani Tamim di masa Nabi [shallallahu
‘alaihi wasallam] tinggal atau menetap di Najd.
Maka
disini kita melihat apa kaitannya Khawarij dengan Najd. Mereka yang
nantinya menjadi khawarij dan diperangi oleh Imam Ali ternyata sudah ada di
zaman Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan pencetusnya adalah Dzul
Khuwaisirah seorang laki-laki dari bani Tamim. Pada masa Nabi [shallallahu
‘alaihi wasallam], Dzul Khuwaisirah dan para sahabatnya beserta
keturunannya termasuk dalam bani Tamim dan tinggal di Najd.
Sejak
zaman Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] sebagian penduduk Tamim
dikenal dengan sikapnya yang tidak baik kepada Nabi [shallallahu ‘alaihi
wasallam]. Mereka dikenal dengan sikapnya yang kasar walaupun harus diakui
tidak semua bani Tamim seperti itu.
Hadits 6.
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا أَبِي
حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا جَامِعُ بْنُ شَدَّادٍ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ
مُحْرِزٍ أَنَّهُ حَدَّثَهُ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا قَالَ دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَعَقَلْتُ نَاقَتِي بِالْبَابِ فَأَتَاهُ نَاسٌ مِنْ بَنِي تَمِيمٍ فَقَالَ
اقْبَلُوا الْبُشْرَى يَا بَنِي تَمِيمٍ قَالُوا قَدْ بَشَّرْتَنَا فَأَعْطِنَا
مَرَّتَيْنِ ثُمَّ دَخَلَ عَلَيْهِ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ الْيَمَنِ فَقَالَ اقْبَلُوا
الْبُشْرَى يَا أَهْلَ الْيَمَنِ إِذْ لَمْ يَقْبَلْهَا بَنُو تَمِيمٍ قَالُوا
قَدْ قَبِلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالُوا جِئْنَاكَ نَسْأَلُك عَنْ هَذَا
الْأَمْرِ قَالَ كَانَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ غَيْرُهُ وَكَانَ عَرْشُهُ
عَلَى الْمَاءِ وَكَتَبَ فِي الذِّكْرِ كُلَّ شَيْءٍ وَخَلَقَ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضَ فَنَادَى مُنَادٍ ذَهَبَتْ نَاقَتُكَ يَا ابْنَ الْحُصَيْنِ
فَانْطَلَقْتُ فَإِذَا هِيَ يَقْطَعُ دُونَهَا السَّرَابُ فَوَاللَّهِ لَوَدِدْتُ
أَنِّي كُنْتُ تَرَكْتُهَا
Telah
menceritakan kepada kami Umar bin Hafsh bin Ghiyats yang berkata telah
menceritakan kepadaku ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami
Al’Amasy yang berkata telah menceritakan kepada kami Jami’ bin Syadad dari
Shafwan bin Muhriz sesungguhnya telah mengabarkan kepadanya dari ‘Imran bin
Hushain radiallahu ‘anhum yang berkata “aku masuk menemui Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam] dan aku mengikat untaku di pintu. Kemudian
datanglah orang-orang dari bani Tamim. Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
wasallam] bersabda “terimalah kabar gembira wahai bani Tamim”. Mereka berkata
“sungguh engkau telah memberi kami kabar gembira maka berikanlah kami sesuatu
yang lain” mereka mengucapkannya dua kali kemudian masuklah orang-orang
Yaman, maka Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “terimalah kabar
gembira wahai orang-orang Yaman karena bani Tamim telah menolaknya”. Mereka
berkata “kami menerima wahai Rasulullah” mereka berkata “kami datang kepadamu
untuk bertanya urusan ini”. Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda
“Allah telah ada dan tidak ada apa-apa selain-Nya, kemudian Arsy- Nya di atas
air dan dituliskan segala sesuatu dalam Az Zikru kemudian Allah menciptakan
langit dan bumi. Tiba-tiba seseorang memanggilku “untamu terlepas wahai Ibnu
Hushain”. Aku keluar dan untaku hilang di tengah padang pasir. Demi Allah
alangkah baiknya kubiarkan saja unta itu [Shahih Bukhari
4/105-106 no 3191]
Hadits
ini menunjukkan tabiat orang-orang bani Tamim yang tidak memiliki kepedulian
terhadap ilmu agama. Dalam riwayat lain disebutkan bahkan wajah Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam] menjadi berubah ketika mendengar jawaban dari
orang-orang bani Tamim. Jadi bisa dimaklumi kalau orang-orang dengan tabiat
seperti ini menjadi cikal bakal kaum khawarij. Tentu saja sekali lagi kami
tidak menyatakan bahwa begitulah semua orang dari bani Tamim, sudah cukup
dikenal sebagian sahabat Nabi dari bani Tamim yang setia dan taat kepada Nabi [shallallahu
‘alaihi wasallam].
Pernah
suatu ketika delegasi bani tamim datang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam diantara mereka terdapat Aqra’ bin Habis At Tamimi, Uyainah bin
Hishn, Qais bin Harits, Qais bin Ashim, dan Utharid bin Hajib. Mereka datang ke
rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berteriak memanggil Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam dari luar sehingga turunlah ayat “sesungguhnya
orang-orang yang memanggilmu ke luar kamarmu kebanyakan mereka tidak mengerti”
[Al Hujurat ayat 4] dan diantara mereka terdapat Utharid bin Hajib yang berkata
فقام عطارد بن حاجب فقال الحمد لله الذي له علينا الفضل والمن
وهو أهله الذي جعلنا ملوكا ووهب لنا أموالا عظاما نفعل فيها المعروف وجعلنا أعز
أهل المشرق وأكثره عددا وأيسره عدة ، فمن مثلنا في الناس ؟ ألسنا برءوس الناس
وأولي فضلهم ؟ فمن فاخرنا فليعدد مثل ما عددنا وإنا لو نشاء لأكثرنا الكلام ولكنا
نحيا من الإكثار فيما أعطانا وإنا نعرف بذلك أقول هذا لأن تأتوا بمثل قولنا وأمر
أفضل من أمرنا ثم جلس
Maka
Uthaarib bin Haajib berdiri dan berkata “segala puji bagi Allah yang telah
memberikan kepada kami keutamaan dan karunia dan Dialah yang berhak untuk
dipuji. Dia yang telah menjadikan kami sebagai raja dan memberikan kepada kami
harta yang banyak kemudian kami berbuat baik dengan harta itu. Dia menjadikan
kami sebagai orang-orang timur [ahlul masyriq] yang paling kuat, paling banyak
jumlahnya dan lengkap persenjataannya. Siapakah diantara manusia yang seperti
kami?. Bukankah kami adalah pemimpin mereka dan paling utama diantara mereka?.
Siapa yang dapat menyaingi kami maka hendaknya ia menyebutkan seperti apa yang
telah kami sebutkan. Dan jika kami mau kami bisa mengatakan yang lebih banyak
lagi tetapi kami malu menyebutkan semua yang telah diberikan kepada kami, hal
itu telah kami ketahui. Inilah perkataan kami dan hendaknya kalian mengatakan
seperti yang telah kami katakan atau bahkan lebih utama dari apa yang kami
sebutkan, kemudian ia duduk [Sirah Ibnu Hisyam 2/562]
Kisah
ini menyebutkan bagaimana tabiat kasar dari bani tamim. Mereka berteriak
memanggil Nabi dari luar bilik Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan
tentu sebagai sebuah delegasi tidak sewajarnya bersikap seperti itu. Dari kisah
di atas kita dapat melihat bahwa bani Tamim memang dikenal sebagai
orang-orang timur [masyriq] di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga
mereka dengan bangga mengatakannya di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. Disini kita dapat melihat apa kaitannya Khawarij dengan arah
timur?. Khawarij dicetuskan oleh Dzul Khuwaisirah dari bani tamim dan para
sahabatnya yang dikenal sebagai orang-orang timur [masyriq] di zaman Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam.
Hadits
Sahl bin Hunaif Tentang Khawarij
Hadits 7.
أخبرنا محمد بن آدم بن سليمان عن محمد بن فضيل عن بن إسحاق عن
يسير بن عمرو قال دخلت على سهل بن حنيف قلت له أخبرني ما سمعت من رسول الله صلى
الله عليه و سلم في الحرورية قال أخبرك ما سمعت من رسول الله صلى الله عليه و سلم
لا أزيد عليه سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم وضرب بيده نحو المغرب قال يخرج
من هاهنا قوم يقرؤون القرآن لا يجاوز تراقيهم يمرقون من الدين كما يمرق السهم من
الرمية
Telah
mengabarkan kepada kami Muhammad bin Adam bin Sulaiman dari Muhammad bin
Fudhail dari Abu Ishaq dari Yusair bin ‘Amru yang berkata “aku masuk menemui
Sahl bin Hunaif kemudian aku berkata ‘kabarkanlah padaku apa yang engkau dengar
dari Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] tentang Haruriyah, [Sahl]
berkata aku akan mengabarkan kepadamu apa yang aku dengar dari Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam] tidak lebih, aku mendengar Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam] dan Beliau memukulkan tangannya ke arah barat
dan berkata “akan keluar dari sini kaum yang membaca Al Qur’an tetapi tidak
melewati tenggorokan mereka, mereka keluar dari agama seperti anak panah yang
lepas dari busurnya” [Sunan Nasa’i 5/32 no 8090]
Hadits
ini sanadnya shahih, Muhammad bin Adam bin Sulaiman adalah
gurunya Nasa’i dan Abu Hatim. Abu Hatim menyatakan shaduq, Nasa’i menyatakan
tsiqat [At Tahdzib juz 9 no 41] dan selebihnya adalah perawi Bukhari Muslim.
Hadits 8.
حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا علي بن مسهر عن الشيباني عن
يسير بن عمرو قال سألت سهل بن حنيف هل سمعت النبي صلى الله عليه و سلم يذكر
الخوارج ؟ فقال سمعته ( وأشار بيده نحو المشرق ) قوم يقرأون القرآن بألسنتهم لا
يعدوا تراقيهم يمرقون من الدين كما يمرق السهم من الرمية
Telah
menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah yang berkata telah
menceritakan kepada kami ‘Ali bin Mushir dari Asy Syaibani dari Yusair bin
‘Amru yang berkata “aku bertanya kepada Sahl bin Hunaif “apakah engkau
mendengar Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menyebutkan tentang
Khawarij?. Sahl berkata aku mendengarnya, dan ia menyisyaratkan tangannya ke
arah timur [dan berkata] muncul kaum yang membaca Al Qur’an dengan lisan mereka
tetapi tidak melewati tenggorokan mereka, mereka keluar dari agama seperti anak
panah yang lepas dari busurnya [Shahih Muslim 2/750 no 1068]
Hadits 9.
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا الشَّيْبَانِيُّ حَدَّثَنَا يُسَيْرُ بْنُ عَمْرٍو قَالَ
قُلْتُ لِسَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي الْخَوَارِجِ شَيْئًا قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ وَأَهْوَى
بِيَدِهِ قِبَلَ الْعِرَاقِ يَخْرُجُ مِنْهُ قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا
يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الْإِسْلَامِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنْ
الرَّمِيَّةِ
Telah
menceritakan kepada kami Musa bin Ismail yang berkata telah menceritakan kepada
kami ‘Abdul Wahid yang berkata telah menceritakan kepada kami Asy Syaibani yang
berkata telah menceritakan kepada kami Yusair bin ‘Amru yang berkata ‘aku
bertanya kepada Sahl bin Hunaif apakah engkau pernah mendengar Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam] mengatakan sesuatu tentang khawarij?. [Sahl]
berkata “aku mendengarnya mengatakan dan ia mengarahkan tangannya ke Irak “akan
keluar darinya kaum yang membaca Al Qur’an tetapi tidak melewati tenggorokan
mereka, mereka keluar dari islam seperti anak panah lepas dari busurnya”
[Shahih Bukhari 9/17 no 6934]
Kalau
kita perhatikan ketiga hadits Sahl bin Hunaif di atas, semuanya berujung pada sanad
yang sama yaitu dari Abu Ishaq Asy Syaibani dari Yusair bin ‘Amru dari Sahl
bin Hunaif tetapi terdapat keanehan dalam penunjukkan isyarat. Terkadang
disebutkan isyarat ke arah barat, terkadang disebutkan isyarat ke
arah timur dan terkadang disebutkan isyarat ke arah Iraq. Ketidak
akuratan ini kemungkinan berasal dari Yusair bin ‘Amru, ia dinyatakan tsiqat
oleh Al Ijli, Ibnu Hibban dan Ibnu Sa’ad tetapi walaupun begitu Ibnu Hazm
menyatakan “tidak kuat” [At Tahdzib juz 11 no 639].
Riwayat
yang mahfuzh adalah yang menyatakan penunjukkan isyarat ke arah timur
karena terdapat hadits dengan lafaz yang jelas kalau Rasulullah [shallallahu
‘alaihi wasallam] menyatakan “timur” yaitu hadits dimana Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda :
Hadits 10.
قال قوم يخرجون من المشرق يقرأون القرآن لا يجاوز تراقيهم
يمرقون من الدين مروق السهم من الرمية
[Rasulullah]
bersabda “akan keluar suatu kaum dari arah timur, mereka membaca Al Qur’an
tetapi tidak melewati tenggorokan mereka, mereka keluar dari agama seperti anak
panah yang lepas dari busurnya”
Hadits
dengan lafaz ini diriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ali radiallahu
‘anhu dan Abu Sa’id Al Khudri radiallahu ‘anhu. Riwayat Ali disebutkan Ahmad
dalam Fadhail Ash Shahabah no 1223, Ibnu Abi Ashim dalam As Sunnah no
913, Abu Ya’la dalam Musnad-nya 1/375 no 482 dan Nasa’i dalam Sunan
Nasa’i 5/162 no 8568. Riwayat Abu Sa’id Al Khudri disebutkan dalam Musnad
Abu Ya’la 2/408 no 1193 dengan sanad yang shahih.
Keutamaan
Yang Memerangi Khawarij
Tidak
diragukan kalau khawarij ini telah diperangi oleh Imam Ali di Nahrawan
sebagaimana yang telah disebutkan dalam riwayat yang shahih. Jika kita melihat
hadits-hadits tersebut secara keseluruhan maka diketahui bahwa asal muasal
khawarij ini berasal dari Najd dan kebanyakan mereka adalah dari bani tamim
pengikut Dzul Khuwaisirah. Mereka bersama-sama keluar dengan Imam Ali untuk
memerangi Muawiyah tetapi akhirnya dalam peristiwa tahkim mereka membelot dari
Imam Ali sehingga terjadilah perperangan di Nahrawan Irak. Terdapat keutamaan
yang besar bagi mereka yang memerangi kaum khawarij. Hal ini telah disebutkan
oleh Imam Ali dalam riwayat yang shahih.
Hadits 11.
حدثنا عبد الله حدثني أبي ثنا إسماعيل ثنا أيوب عن محمد عن
عبيدة عن على رضي الله عنه قال ذكر الخوارج فقال فيهم مخرج اليد أو مودن اليد أو
مثدن اليد لولا ان تبطروا لحدثتكم بما وعد الله الذين يقتلونهم على لسان محمد قلت
أنت سمعته من محمد قال إي ورب الكعبة إي ورب الكعبة إي ورب الكعبة
Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku
ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Ismail yang berkata
telah menceritakan kepada kami Ayub dari Muhammad dari ‘Abidah dari Ali
radiallahu ‘anhu, ia berkata Ali menyebutkan tentang khawarij, lalu berkata “di
antara mereka ada seorang laki-laki hitam yang pendek tangannya atau salah satu
dari kedua tangannya pendek seperti payudara wanita. Sekiranya aku tidak takut
kalian menjadi sombong, niscaya akan aku katakan apa yang dijanjikan Allah
sesuai dengan lisan Muhammad ganjaran kepada orang-orang yang membunuh mereka.
Aku berkata “apakah kamu mendengarnya dari Muhammad?”. Ali berkata “Ya demi
Tuhan pemilik Ka’bah, Ya demi Tuhan pemilik Ka’bah, Ya demi Tuhan pemilik
Ka’bah” [Musnad Ahmad 1/83 no 6262 Syaikh
Syu’aib Al Arnauth berkata “sanadnya shahih dengan syarat Bukhari Muslim”]
Siapakah
yang memerangi mereka, tidak diragukan lagi kalau yang memerangi mereka adalah
pengikut Imam Ali yaitu para penduduk Iraq, merekalah yang mendapatkan
keutamaan yang disebutkan Imam Ali di atas. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh
Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu yang berkata :
قال أنتم قتلتموهم يا أهل العراق
Abu
Sa’id berkata “kalian telah memerangi mereka wahai penduduk Irak”
Riwayat
Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu ini disebutkan dengan
sanad yang shahih oleh Nasa’i dalam Sunan Nasa’i 5/158 no 8558 dan
Abdullah bin Ahmad dalam As Sunnah no 1346, kemudian juga disebutkan
oleh Abdullah bin Ahmad dalam As Sunnah no 1412 dengan lafaz “segala
puji bagi Allah yang menjadikan penduduk Irak memerangi mereka”
Oleh J Algar
Posted
by bicarasalafy-wahaby
SUMBER: Analisis Pencari Kebenaran
Kesimpulan :
Hadits Khawarij tidaklah menjadi hujjah untuk menafikan hadits Najd bahkan
bisa dikatakan kalau khawarij sendiri bersumber dari Najd. Perang terhadap kaum
khawarij yang dilakukan imam Ali radhiyallahu ‘anhu memang terjadi di Nahrawan Iraq tetapi sumber munculnya
atau asal usul khawarij itu bermula dari penduduk Najd yaitu Dzul Khuwaisirah
dan para sahabatnya. Jadi disini hadits fitnah Najd masih
klop atau sesuai dengan hadits fitnah khawarij. Salam Damai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar