Kajian Ilmiyyah
tentang Salafi Wahhabi
Berdirinya Salafi
Wahhabi penuh dengan Noda Hitam
LAHIRNYA
ALIRAN WAHHABI
Ø Wahhabi adalah aliran
yang dinisbatkan terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najed (1143-1206
H)
Ø Ayahnya, Syaikh Abdul
Wahhab bin Sulaiman, seorang ulama bermadzhab Hanbali yang kharismatik dan
menjadi hakim di distrik Uyainah, Najed.
Ø Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab mulai menyebarkan dakwahnya (ajaran barunya) setelah ayahnya wafat
tahun 1153 H.
SEJARAH
MUNCULNYA WAHHABI
ü Mulanya Muhammad bin
Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya
Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya.
Namun sejak semula ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik
tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan. Bahkan mereka
menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya. Ternyata tidak berselang
lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahnya pun menentang dan
memberi peringatan khusus padanya. Ayahnya sangat murka kepada Muhammad bin
Abdul Wahhab karena ia malas belajar fiqih seperti para pendahulunya. Ayahnya
sering berkata kepada orang-orang sekitarnya : “Hati-hati,
kalian akan melihat keburukan dari Muhammad”. (al-Suhub al-Wabilah ‘ala
Dharaih al-Hanabilah, hal. 275-276).
ü Setelah ayahnya
meninggal, Syaikh Muhammad mulai menyebarkan ajarannya dengan membangun manhaj
(paradigma) ajaran yang mengambil secara langsung dari Al-Qur’an dan Sunnah
serta meninggalkan taklid terhadap siapapun.
ü Oleh karena piranti
keilmuan yang dimilikinya tidak memadai, maka hasil ijtihadnya, baik dalam
bidang fiqih, maupun dalam bidang akidah, banyak yang menyimpang dari
al-Qur’an, Sunnah dan ijma’ kaum Muslimin.
ü Akibatnya, ia
seringkali melakukan protes terhadap umat Islam sekitarnya, yang jelas berbeda
dengan dirinya.
ü Bahkan kakak
kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama’ besar dari madzhab Hanbali,
menulis buku bantahan kepadanya dengan judul “As-Sawa’iqul Ilahiyah Fir
Raddi Alal Wahabiyah “dan menyebut bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab itu :
·
Suka
mengklaim mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah namun berijtihad sendiri
·
Tidak
peduli dengan pihak lain yang berbeda
·
Tidak
mau membandingkan pendapatnya dengan orang lain.
·
Mewajibkan
orang lain mengikutinya
·
Orang
yang menentangnya adalah kafir.
·
Tidak
ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman
AI-Kurdi as-Syafi’i, menulis
surat berisi nasehat: “Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu
karena Allah, TAHANLAH LISANMU DARI MENGKAFIRKAN KAUM MUSLIMIN, jika kau
dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawashshuli bisa memberi manfaat
tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa
selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharat, kalau dia menentang
bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan As-Sawadul
A’dham (kelompok mayoritas) diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari
kelompok terbesar dan orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih dekat
dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan muslimin.“
ADAPUN
BEBERAPA AJARAN YANG DIYAKINI oleh Muhammad bin Abdul Wahab sebagaimana yang
disebutkan dalam kitab mereka yang bernama kitab Fath al-Majid, adalah :
1. MEMBATALKAN MADZHAB
EMPAT
(Imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam Maliki dan Imam Hanafi), bahkan dia menyebut
·
Ilmu
fiqih adalah kesyirikan
·
Orang
yang mengikuti para mujtahid berarti mempertuhankan mereka
·
Kitab-kitab
fiqih harus ditinggalkan
Dan
para ulama yang mengarang kitab-kitab fiqih itu adalah syetan-syetan yang
berbentuk manusia yang menjadi musuh para nabi.
2. MENGKAFIRKAN KAUM
SHUFI
·
Kaum
shufi adalah kelompokn yang paling sesat.
·
Beberapa
ulama shufi seperti Ibn ‘Arabi dan Ibnul Faridh lebih kafir daripada orang
Yahudi dan Nashrani.
·
Orang
yang tidak mengikuti dirinya dan tidak melepaskan diri dari tashawuf berarti
kafir.
3. MENGKUFURKAN KAUM
MUSLIM YANG MENGAMALKAN TAWASSUL, ZIARAH KUBUR MAULID NABI, DAN LAIN-LAIN dengan menyebut Abu
Jahal dan Abu Lahab lebih bertauhid daripada umat Islam yang bertawassul,
PADAHAL Al-Hafizh Ibn Hajar menyebutkan dalam kitab Fath al-Bari juz 2, hal.
575, riwayat shahih tentang seorang sahabat yang bertawasul dengan cara
beristighatsah dimakam Nabi setelah beliau wafat. Dan dalam kitab Fath
al-Majid, karangan cucu pendiri Wahhabi, ditahqiq Abdul Aziz bin Baz, hal.
173, mengkafirkan seluruh umat Islam karena melakukan maulid dan haul para
auliya’ selain penduduk Najd dan Hijaz yang telah ikut Wahhabi serta
mengkafirkan penduduk Syam, Mesir, Iraq, Amman dan lain-lain, karena telah
menyembah Syaikh Abdul Qadir Jailani, Ibnu ‘Arabi, al-Badawi dan lain-lain.
Walaupun berbagai dalil akurat
yang disampaikan ahlussunnah wal jama’ah berkaitan dengan tawassul,
ziarah kubur serta maulid, ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Bahkan
lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin termasuk
guru-gurunya sendiri.
PADAHAL
RASULULLAH TELAH MENYEBUTKAN BAHWA MAYORITAS UMAT ISLAM TIDAK KAFIR
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku memohon kepada Allah agar
umatku tidak kafir secara massal, lalu Allah mengabulkannya”. Lihat, Fathul
Bari, Juz 10 hal. 122
4. WAHHABI SYIRIKKAN
AZIMAT WALAUPUN DARI AL-QUR’AN
Dalam
kitab Fath al-Majid, kitab Wahhabi paling mu’tabar, hal. 148
dijelaskan bahwa semua macam azimat dilarang dan termasuk syirik.
PADAHAL
IMAM AHMAD MEMBUATKAN AZIMAT UNTUK PUTRANYA
Dalam
kitab al-Furu’, fiqih Hanbali, karya al-Imam Ibn Muflih al-Hanbali, juz
3, hal. 249, disebutkan bahwa Imam Ahmad bin Hanbal membuatkan azimat untuk
putranya, begitu pula Al-Imam Ibnu Taimiyyah al-Harrani menjelaskan dalam
kitabnya al-Kalim al-Thayyib, hal. 52-53, bahwa Sayyidina ‘Abdullah bin
‘Amr bin al-’Ash membuat azimat untuk putra-putra beliau. Dan Al-Imam al-Hafizh
Abu Nu’aim al-Ashfihani meriwayatkan dalam kitabnya Hilyah al-Auliya’
juz 9, hal. 316-317, bahwa Al-Imam Abu Abdillah al-Saji, salah seorang ulama
salaf berdoa dengan mengumpulkan antara mantra dengan ayat Al-Qur’an.
5. WAHHABI MEMUSNAHKAN
BANGUNAN SITUS SEJARAH UMAT ISLAM
Dengan
berdalihkan pemurnian ajaran Islam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar
wilayah Najed. Orang-orang yang pengetahuan agamanya
minim banyak yang terpengaruh. Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa
Dar’iyah, Muhammad bin Saud (meninggal tahun 1178 H /1765M) pendiri dinasti
Saudi, yang dikemudian hari menjadi mertuanya. Dia mendukung secara
penuh dan memanfaatkannya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Ibn Saud
sendiri sangat patuh pada perintah Muhammad bin Abdul Wahab. Jika dia menyuruh
untuk membunuh atau merampas harta seseorang dia segera melaksanakannya dengan
keyakinan bahwa kaum muslimin telah kafir dan syirik selama 600 tahun lebih,
dan membunuh orang musyrik DIJAMIN SURGA.
Bahkan
tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas menyerang makam-makam
yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang Karbala-Irak, tempat
dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
Husein bin Ali bin Abi Thalib. Karena makam tersebut dianggap tempat munkar
yang berpotensi syirik kepada Allah. Dua tahun kemudian, mereka menyerang
Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan, menjarah hiasan-hiasan
yang ada di Hujrah Nabi Muhammad.
Keberhasilan
menaklukkan Madinah berlanjut. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak
kiswah, kain penutup Ka’bah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan
puluhan kubah di Ma’la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali,
juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas.
Mereka
terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil
bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki
ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut.
Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani,
Istanbul-Turki, murka. Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas di Mesir, di bawah
pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkannya.
Pada 1813, Madinah dan Mekkah bisa direbut kembali. Gerakan Wahabi surut. Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Sa’ud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I. Sejak itu, hingga kini, paham Wahabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi. Dewasa ini pengaruh gerakan Wahabi bersifat global. Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi. Sejak hadirnya Wahabi, dunia Islam tidak pernah tenang penuh dengan pergolakan pemikiran, sebab kelompok ekstrem itu selalu menghalau pemikiran dan pemahaman agama Sunni-Syafi’i yang sudah mapan. Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat- sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang berada di Ma’la (Mekkah), di Baqi’ dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian juga kubah di atas tanah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta, namun karena gencarnya desakan kaum Muslimin International maka dibangun perpustakaan. Kaum Wahabi benar-benar tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam. Rumah istri Nabi Muhammad, Siti Khadijah diratakan dengan tanah untuk toilet umum dan rumah sahabat Nabi Muhammad, Abu Bakar juga dibongkar untuk dijadikan lokasi Hotel Hilton. Selain itu, rumah cucu laki-laki Nabi pun dihancurkan untuk pelebaran istana raja. Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah tapi karena ancaman International maka orang-orang Wahabi itu menjadi takut dan mengurungkan niatnya. Begitu pula seluruh rangkaian yang menjadi manasik haji akan dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang menentangnya maka diurungkan.
Pada 1813, Madinah dan Mekkah bisa direbut kembali. Gerakan Wahabi surut. Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Sa’ud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I. Sejak itu, hingga kini, paham Wahabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi. Dewasa ini pengaruh gerakan Wahabi bersifat global. Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi. Sejak hadirnya Wahabi, dunia Islam tidak pernah tenang penuh dengan pergolakan pemikiran, sebab kelompok ekstrem itu selalu menghalau pemikiran dan pemahaman agama Sunni-Syafi’i yang sudah mapan. Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat- sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang berada di Ma’la (Mekkah), di Baqi’ dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian juga kubah di atas tanah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta, namun karena gencarnya desakan kaum Muslimin International maka dibangun perpustakaan. Kaum Wahabi benar-benar tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam. Rumah istri Nabi Muhammad, Siti Khadijah diratakan dengan tanah untuk toilet umum dan rumah sahabat Nabi Muhammad, Abu Bakar juga dibongkar untuk dijadikan lokasi Hotel Hilton. Selain itu, rumah cucu laki-laki Nabi pun dihancurkan untuk pelebaran istana raja. Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah tapi karena ancaman International maka orang-orang Wahabi itu menjadi takut dan mengurungkan niatnya. Begitu pula seluruh rangkaian yang menjadi manasik haji akan dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang menentangnya maka diurungkan.
Pengembangan
kota suci Makkah dan Madinah akhir- akhir ini tidak mempedulikan situs-situs
sejarah Islam. Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam dan sahabatnya. Bangunan itu dibongkar karena khawatir
dijadikan tempat keramat. Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam terancam akan dibongkar untuk perluasan tempat parkir.
Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah
Rasulullah berulang- ulang menerima wahyu. Di tempat itu juga putra- putrinya
dilahirkan serta Khadijah meninggal. Islam dengan tafsiran kaku yang
dipraktikkan wahabisme paling punya andil dalam pemusnahan ini. Kaum Wahabi
memandang situs-situs sejarah itu bisa mengarah kepada pemujaan berhala baru.
Sami
Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah tersebut mengatakan bahwa setidaknya 300
bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir.
Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab
Saudi berdiri pada 1932. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang
dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994. Dalam maklumat
tersebut tertulis, “Pelestarian bangunan bangunan
bersejarah berpotensi menggiring umat Muslim pada penyembahan berhala.“ Nasib
situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak
menghancurkan peninggalan-peninggalan Islam sejak masa Ar-Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam. Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh
modernisasi ala Wahabi. ANEHNYA MEREKA MALAH MENDATANGKAN PARA
ARKEOLOG (AHLI PURBAKALA) DARI SELURUH DUNIA DENGAN BIAYA RATUSAN JUTA DOLLAR
UNTUK MENGGALI PENINGGALAN-PENINGGALAN SEBELUM ISLAM baik yang dari kaum
jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek wisata. Kemudian dengan
bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang
luar biasa SEPERTI WAHHABI MELESTARIKAN BENTENG DAN SUMUR PENINGGALAN YAHUDI
yang merupakan peninggalan Ka’ab bin al-Asyraf, tokoh Yahudi yang memprovokasi
orang-orang kafir untuk memerangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Benteng dan sumur tersebut dilindungi pemerintahan Wahhabi, dan dilarang
untuk dirusak karena termasuk peninggalan budaya yang dilindungi di Saudi
Arabia.
Tidak
diragukan lagi ini merupakan PELENYAPAN BUKTI SEJARAH ISLAM YANG AKAN
MENIMBULKAN SUATU KERAGUAN DI KEMUDIAN HARI BAGI GENERASI ISLAM DI MASA
MENDATANG
Gerakan
wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang RADIKAL DAN EKSTRIM, mereka
menebarkan kebencian permusuhan dan didukung oleh keuangan yang cukup besar.
Mereka GEMAR MENUDUH GOLONGAN ISLAM YANG TAK SEJALAN DENGAN MEREKA DENGAN
TUDUHAN KAFIR, SYIRIK DAN AHLI BID’AH. Itulah ucapan yang selalu didengungkan
disetiap kesempatan, mereka TAK PERNAH MENGAKUI JASA PARA ULAMA ISLAM MANAPUN
KECUALI KELOMPOK MEREKA SENDIRI. DI NEGERI KITA INI mereka menaruh dendam dan
kebencian mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan meng-Islam-kan
penduduk negeri ini. Mereka mengatakan ajaran para wali itu masih kecampuran
kemusyrikan Hindu dan Budha, padahal para Wali itu telah meng-Islam-kan 90 %
penduduk negeri ini. Mampukah wahabi-wahabi itu meng-Islam-kan yang 10%
sisanya? Mempertahankan yang 90 % dari terkaman orang kafir saja tak bakal
mampu, apalagi mau menambah10 % sisanya. Justru mereka dengan mudahnya
mengkafirkan orang-orang yang dengan nyata bertauhid kepada Allah subhanahu
wa ta’ala . Jika bukan karena Rahmat Allah yang mentakdirkan para Wali
Songo untuk berdakwah ke negeri kita ini, tentu orang-orang yang menjadi corong
kaum wahabi itu masih berada dalam kepercayaan animisme, penyembah
berhala atau masih kafir. (Naudzu Billah min Dzalik)
6. WAHHABI MENDISTORSI
(MENGUBAH) KITAB-KITAB PARA ULAMA DAN MEMBUAT BUKU-BUKU YANG SUNGGUH AMAT
BERBAHAYA BAGI KITA YANG MASIH BELUM FAHAM BETUL TENTANG ISLAM YANG “ROHMATAL
LIL ‘ALAMIIN”
Oleh
karena itu janganlah dipercaya kalau mereka mengaku-aku sebagai FAHAM YANG
HANYA BERPEGANG TEGUH PADA AL-QUR’AN DAN AS -SUNNAH. MEREKA BERDALIH MENGIKUTI
KETELADANAN KAUM SALAF APALAGI MENGAKU
SEBAGAI GOLONGAN YANG SELAMAT DAN SEBAGAINYA, itu semua omong kosong belaka. Mereka telah menorehkan catatan hitam dalam sejarah dengan membantai ribuan orang di Makkah dan Madinah serta daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekarang dinamakan Saudi). Tidakkah anda ketahui bahwa yang terbantai waktu itu terdiri dari para ulama yang sholeh dan alim, bahkan anak-anak serta balita pun mereka bantai di hadapan ibunya. Tragedi berdarah ini terjadi sekitar tahun 1805. Semua itu mereka lakukan dengan dalih memberantas bid’ah, padahal bukankah nama Saudi sendiri adalah suatu nama bid’ah? Karena nama negeri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diganti dengan nama satu keluarga kerajaan pendukung faham wahabi yaitu As-Sa’ud.
SEBAGAI GOLONGAN YANG SELAMAT DAN SEBAGAINYA, itu semua omong kosong belaka. Mereka telah menorehkan catatan hitam dalam sejarah dengan membantai ribuan orang di Makkah dan Madinah serta daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekarang dinamakan Saudi). Tidakkah anda ketahui bahwa yang terbantai waktu itu terdiri dari para ulama yang sholeh dan alim, bahkan anak-anak serta balita pun mereka bantai di hadapan ibunya. Tragedi berdarah ini terjadi sekitar tahun 1805. Semua itu mereka lakukan dengan dalih memberantas bid’ah, padahal bukankah nama Saudi sendiri adalah suatu nama bid’ah? Karena nama negeri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diganti dengan nama satu keluarga kerajaan pendukung faham wahabi yaitu As-Sa’ud.
Sungguh
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberitakan akan datangnya
Faham Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau shallallahu
‘alaihi wasallam dalam memberitakan sesuatu yang belum terjadi. Seluruh
hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab SHAHIH
BUKHARI & MUSLIM dan lainnya. Diantaranya :
v “Fitnah itu datangnya
dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana,” sambil menunjuk ke arah timur
(Najed). (HR. Muslim dalam Kitabul Fitan)
v “Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang
membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai
ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya,
mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali
ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (gundul).” (HR Bukhori no 7123,
Juz 6 hal 20748). Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud,
dan Ibnu Hibban
Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berdo’a :
v “Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan
Yaman,” Para sahabat berkata: “Dan dari Najed, wahai Rasulullah”, beliau
berdo’a: “Ya Allah, berikan kami berkah dalam Negara Syam dan Yaman”, dan pada
yang ketiga kalinya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Di
sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta di sana pula akan muncul tanduk
syaitan.”, Dalam riwayat lain dua tanduk syaitan.
Dalam
hadits-hadits tersebut dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur
(gundul). Dan ini adalah merupakan nash yang jelas ditujukan kepada para
penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap
pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikuti tidak
diperbolehkan berpaling dari majlisnya sebelum bercukur gundul. Hal seperti ini
tidak pernah terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya. Seperti yang
telah dikatakan oleh Sayyid
Abdurrahman Al-Ahdal :
v “Tidak perlu kita menulis buku untuk menolak Muhammad bin
Abdul Wahab, karena sudah cukup ditolak oleh hadits-hadits Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam itu sendiri yang telah menegaskan bahwa tanda-tanda mereka
adalah bercukur (gundul), karena ahli bid’ah sebelumnya tidak pernah berbuat
demikian.
Al-Allamah Sayyid AIwi bin Ahmad bin Hasan bin Al-Quthub Abdullah AI-Haddad
menyebutkan dalam kitabnya Jala’udz Dzolam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Abbas bin Abdul Muthalib dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam :
v “Akan keluar di abad kedua belas nanti di lembah BANY
HANIFAH seorang lelaki, yang tingkahnya bagaikan sapi jantan (sombong),
lidahnya selalu menjilat bibirnya yang besar, pada zaman itu banyak terjadi
kekacauan, mereka menghalalkan harta kaum muslimin, diambil untuk berdagang dan
menghalalkan darah kaum muslimin”. Al-Hadits.
BANY
HANIFAH adalah kaum nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad bin Saud.
Kemudian dalam kitab tersebut Sayyid Alwi menyebutkan bahwa orang yang tertipu
ini tiada lain ialah Muhammad bin Abdul Wahab. Adapun mengenai sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam yang mengisyaratkan bahwa akan ada keguncangan dari arah
timur (Najed) dan dua tanduk setan, sebagian, ulama mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan dua tanduk setan itu tiada lain adalah Musailamah
Al-Kadzdzab dan Muhammad Ibn Abdil Wahab. Pendiri ajaran wahabiyah ini
meninggal tahun 1206 H / 1792 M, seorang ulama’ mencatat tahunnya dengan
hitungan Abjad: “Ba daa halaakul khobiits” (Telah nyata kebinasaan Orang yang
Keji)
Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi sobat semua serta
membuat kita lebih bijak dan berhati-hati dalam menyikapi semakin maraknya
aliran-aliran yang berkembang di negeri kita tercinta ini, aamiin,,,,