Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Tulisan ini tidak
bermaksud memecah-belah ummat atau menebarkan fitnah terhadap seorang yang
dianggap Ulama atau dianggap berjasa terhadap Islam, tapi justru meluruskan siapa sebenarnya yang
menjadi pemecah-belah ummat, dan menghancurkan Islam dari dalam atas nama
Islam, dan agar jelas bagi
siapa yang masih berada dalam ketidak-jelasan dan penuh dengan kesamaran, dan
mengetuk pintu hati mereka yang selama ini hatinya tertutup dan menutupi dari
kebenaran, hanya Allah yang maha tahu setiap isi hati, dan Allah pula-lah yang
akan membalas setiap keburukan. innalillah
wainna ilaihi raji’un.
kami awali tulisan ini dengan mengutip satu Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini :
kami awali tulisan ini dengan mengutip satu Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini :
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ
قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي
يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ
وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
“Ya Allah berilah
keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat
berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan
fitnah, dan disanalah akan muncul tanduk setan”[Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
Siapakah Wahabi ….?
Inilah yang banyak
dipertanyakan, bahkan Wahabi pun ikut-ikutan bertanya siapakah Wahabi, agar
tidak ketahuan belangnya, apakah Wahabi hanya nama fiktif …? apakah itu hanya
tuduhan kuffar …? apakah itu fitnah musuh-musuh Tauhid …? pelecehan atau
penghinaan …? atau ternyata itu benar adanya.
Sekte Wahabi
[Wahabiyah] ini dinisbahkan kepada ajaran Syaikh Muhammad ibnu Abdil
Wahhab an- Najdi. Lahir tahun 1115 H/1703 M dan wafat tahun
1206 H.
Syaikh Sulaiman ibnu
Abdil Wahhab an-Najdi yakni saudara kandung Syaikh Muhammad
ibnu Abdil Wahhab an- Najdi, tentu lebih tahu tentang saudaranya tersebut dan
menulis dua kitab tentangnya yaitu “As-Shawa’iqul Ilahiyah fi
Raddi ‘ala Wahhabiyah” dan “Fashlul
Khithab fi Raddi ‘ala Muhammad bin Abdil Wahhab”
Syaikh Sulaiman ini
termasuk Ulama di masa itu, beliau mengatakan : “Sekarang,
orang-orang telah ditimpa bala’ (bencana) dengan seorang yang mengaitkan
dirinya dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, mempelajari ilmu tanpa menghiraukan
siapapun yang menyelisihinya. Siapa yang menyelisihinya
adalah kafir menurutnya, sementara ia tidak memiliki satu syarat pun dari
syarat-syarat Ijtihad bahkan sepersepuluh syaratnya pun tidak ia miliki, tapi
ajarannya diterima oleh orang bodoh”.
Lebih lanjut Syakh
Sulaiman ibnu Abdil Wahhab membeberkan semua kebodohan saudara nya yang sangat
ia khawatirkan itu, beliau berkata : bahwa saudara nya itu cuma belajar sedikit
ilmu agama dari beberapa gurunya termasuk ayahnya sendiri, dia gemar membaca
kisah para pengaku kenabian, seperti Musailamah al-Kazzab, Sujah, Aswad
al-’Ansi dan Thulaihah al-Asdi. Sejak
ia belajar telah tampak gelagat penyimpangan besar, sehingga ayahnya dan para
gurunya mengingatkan masyarakat akan bahaya penyimpangan Ibnu Abdil Wahhab.
Mereka bertutur, “Anak ini akan tersesat dan
akan menyesatkan banyak orang yang Allah sengsarakan dan jauhkan dari
rahmat-Nya”.
Pada tahun 1143-H,
Muhammad ibnu Abdil Wahhab menampakkan ajarannya kepada aliran baru, akan
tetapi ayahnya bersama para masyaikh, guru-guru besar di sana [Huraimala’]
berdiri tegak menghalau kesesatannya itu, Mereka membongkar kebatilan ajaran
Muhammad ibnu Abdil Wahhab, Ajarannya tidak diterima, sehingga ketika ayahnya
wafat pada tahun 1153 H, ia mulai leluasa mendakwahi ajarannya. Ia mulai
menyuarakan kembali ajarannya di kalangan para awam yang lugu dan tak tahu
banyak tentang agama, maka sekelompok orang awam menerima ajakannya dan
mendukungnya, tapi karena kelahiran sekte sempalan ini, masyarakat di sana
bangkit dan hampir saja membunuhnya [Ibnu
Abdil Wahhab].
Ia kembali ke kota
‘Uyainah [kota lahir nya]. Di
sana ia mendekatkan diri kepada raja kota tersebut, ia menikah dengan saudara
perempuan sang raja tersebut. Di sana ia memulai kembali menyeru kepada bid’ah yang ia cetuskan itu, tetapi tidak
lama kemudian, masyarakat ‘Uyainah keberatan dengan ajarannya, mereka
mengusirnya dari kota tersebut, Ia pergi meninggalkan ‘Uyainah menuju Dir’iyyah
(sebelah timur kota Najd), sebuah daerah yang dahulu ditinggali oleh Musailamah al kazzab (yang mengaku-ngaku sebagai nabi di kota tersebut,dan dibunuh oleh
Wahsyi), ia mendapat dukungan dari rajanya yaitu Muhammad ibn Sa’ud, dan
masyarakat di sana menyambut ajarannya dengan hangat, demikian penuturan dari
saudara kandungnya sendiri.
Wahabi sungguh benar sebuah nama bagi ajaran
Syaikh Muhammad ibnu Abdil Wahhab, bukan sebuah nama fiktif atau sebutan
penghinaan, berikut bukti pengakuan dari Syaikh Wahabi yakni Ibnu Baz dalam kitab Fatawa
Nur ‘ala al-darb pada
soal yang ke 6 sebagai berikut :
س 6 – يقول السائل: فضيلة الشيخ، يسمي بعض الناس عندنا العلماء في
المملكة العربية السعودية بالوهابية فهل
ترضون بهذه التسمية؟ وما هو الرد على من يسميكم بهذا الاسم؟
“Soal ke 6 – Seseorang
bertanya kepada Syaikh : Sebagian manusia menamakan Ulama-Ulama di Arab Saudi
dengan nama Wahabi [Wahabiyyah], adakah antum ridho dengan nama tersebut ? dan
apa jawaban untuk mereka yang menamakan antum dengan nama tersebut ?”
Syaikh Ibnu Baz menjawab sebagai berikut :
الجواب: هذا لقب مشهور لعلماء التوحيد علماء نجد ينسبونهم إلى
الشيخ الإمام محمد بن عبد الوهاب رحمة الله
عليه
“Jawab : Penamaan
tersebut masyhur untuk Ulama Tauhid yakni Ulama Nejed [Najd], mereka
menisbahkan para Ulama tersebut kepada Syaikh Muhammad ibnu Abdil Wahhab.
dan bahkan Ibnu Baz
memuji nama tersebut, ia berkata :
فهو لقب شريف عظيم
“Dianya (Wahhabiyah)
adalah panggilan yang sangat mulia dan sangat agung”.
Tetapi fakta sekarang
justru Wahabi merasa tersinggung bila di sebut Wahabi, mereka anggap nama itu
nama yang sangat jelek, mungkin karena sejarah berdarah mereka, sejarah kelam
mereka, atau mungkin karena menghindar dari ulama sejagat menggugat
Wahabi, akhirnya ganti nama dengan Salafi, padahal sangat bertentangan dengan
pemahaman para ulama salaful ummah, Allah-lah yang tahu apa sebenarnya alasan
mereka tidak lagi menerima nama Wahabi ini.
Sekilas Ciri-Ciri Sekte
Wahabi
-Diantara sekte mereka
yang sering mereka gunakan untuk memperdaya ummat, sebagai berikut :
1. Membagi Tauhid menjadi 3 Kategori yakni Rububiyyah,
Uluhiyyah, dan Asma’ was-Sifat.
2. Sering bertanya di mana Tuhan.
3. Meyakini Tuhan punya Tangan (anggota badan).
4. Meyakini Tuhan punya Muka (wajah asli).
5. Meyakini Tuhan punya arah dan tempat dan berada
(bersemayam) di atas ‘Arasy.
6. Meyakini Tuhan punya lambung/rusuk.
7. Meyakini Tuhan turun dari ‘Arasy ke langit di malam hari.
8. Meyakini Tuhan punya betis.
9. Meyakini Tuhan punya jari-jemari.
10. Mendakwa dirinya ber-Manhaj Salaf dalam aqidah (tapi
sangat bertentangan dengan aqidah Ulama Salaful ummah).
11. Memahami Nash-Nash Mutasyabihat menurut terjemahan
bebas, tanpa merujuk ke kitab Ulama.
12. Mengkafirkan pengikut Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu
Mansur Al-Maturidi (dua Imam Ahlus Sunnah Waljama’ah).
13. Mengkafirkan Sufi, dan menganggap Tasawwuf bukan ajaran
Islam.
14. Sangat anti dengan sifat 20 pada Allah ta’ala.
15. Menuduh Imam Abu Hasan Asy’ari telah bertobat dari
aqidah Asy’ariyah yang di yakini oleh kebanyakan ummat dan para Ulama
terdahulu.
16. Menolak Ta’wil dalam bab Mutasyabihat.
17. Menuduh Ayah dan Ibu Rasulullah kafir dan tidak akan
selamat dari Neraka.
18. Menuduh syirik Tawassul, Tabarruk dan Istighatsah dengan
para Anbiya, Aulia dan Shalihin.
19. Sering mengajak kembali ke Al-Quran dan Sunnah dengan
meninggalkan ilmu yang telah di wariskan oleh Ulama.
20. Sangat anti dengan pendapat Imam Madzhab dan pengikut
Madzhab.
21. Mudah membid’ah-sesatkan amalan yang tidak sharih dan
shahih menurut mereka.
22. Menuduh Maulid itu Tasyabbuh dan Sesat.
23. Menuduh Tahlilan, Yasinan itu Tasyabbuh dan Sesat.
24. Menyamakan orang baca Al-Quran di kuburan dengan
penyembah kubur.
25. Menamakan diri dengan Salafi dan tidak mengakui nama
Wahabi, seolah-olah Wahabi itu hanya fiktif.
Dan masih sangat banyak
lagi ajaran-ajaran yang di susupi oleh mereka ke dalam Islam, dan ingat bahwa
setiap sekte itu pasti berdalil dengan Al-Quran dan Hadits, tapi semua nya
sangat jauh dari Al-Quran dan Sunnah Rasulullah menurut pemahaman Sahabat dan
para Ulama. Semoga kita semua selalu terpelihara dari bahaya pemahaman mereka,
wallaahul musta’aan.
Alhamduliullaahirabbil’aalamiin
T.M.Syuhada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar